Sabtu, 14 April 2012

JADWAL SEMIFINAL LIGA CHAMPIONS

Yap, Berikut merupakan Jadwal Semifinal Liga Champions 2012 Leg 1 & 2 yang akan ditayangkan di Stasiun Televisi, RCTI : 

SemiFinal Liga Champions 2012 Leg 1 :

Rabu, 18 April 2012 
Bayern Munich Vs Real Madrid - (01:45 WIB)

Kamis, 19 April 2012
Chealsea Vs Barcelona - (01:45 WIB)
SemiFinal Liga Champions 2012 Leg 2 :
Rabu, 25 April 2012
Barcelona Vs Chealsea - (01:45 WIB)

Kamis, 26 April 2012
Real Madrid Vs Bayern Munich - (01:45 WIB)

Sabtu, 31 Maret 2012

Hasil Pertandingan Liga inggris

Hasil Liga Inggris 31 Maret dan 1 April 2012 | Skor Liga Inggris 31 Maret & 1 April 2012 - Inilah rangkuman hasil pertandingan EPL atau Liga Inggris tadi malam. Pada hari Sabtu ada tujuh pertandingan yang digelar, di hari Minggu ada dua dan satu lainnya pada tengah pekan ini. Berikut hasil Liga Inggris pekan 31 selengkapnya.

Hasil pertandingan Liga Inggris tanggal 31/3/2012 :
FT - Aston Villa 2 vs 4 Chelsea
FT - Everton 2 vs 0 West Bromwich Albion
FT - Fulham 2 vs 1 Norwich City
FT - Manchester City 3 vs 3 Sunderland
FT - Queens Park Rangers 2 vs 1 Arsenal
FT - Wigan Athletic 2 - 0 Stoke City
FT - Wolverhampton Wanderers 2 vs 3 Bolton Wanderers

Hasil pertandingan Liga Inggris tanggal 1/4/2012 :
-- : Newcastle United vs Liverpool
-- : Tottenham vs Swansea City

Hasil pertandingan Liga Inggris tanggal 1/4/2012 :
-- : Blackburn Rovers vs Manchester United

TOMCAT Bisa jadi sahabat??


Ini dia serangga yang katanya mematikan...


Tapi.. ternyata bagi petani serangga ini merupakan sahabat mereka..Petugas Dinas Pertanian meminta warga tidak khawatir atas merebaknya serangga tomcat atau kumbang rove (paederus littorarius). Tomcat juga tidak perlu dibasmi karena serangga itu termasuk sahabat petani."Serangga ini tidak membahayakan dan justru menjadi sahabat petani. Ia termasuk mata rantai penyeimbang alam," kata Koordinator Pengamat Hama Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang ditempatkan di Kabupaten Kediri Suliyan di Kediri, Kamis (22/3).Ia mengatakan, kumbang rove itu adalah predator hama yang banyak menyerang tanaman petani, seperti hama wereng maupun serangga kecil lainnya. Jika kumbang itu dibasmi, akan meresahkan petani. Produksi tanaman mereka bisa turun drastis, karena dirusak hama.Pihaknya menyayangkan dilakukannya pembasmian serangga tersebut. Menurut Suliyan, pembasmian tomcat membuat ekosistem terganggu. Karena populasi mereka akan semakin berkurang. "Tidak perlu menggunakan insektisida untuk membunuh serangga itu. Jika dilakukan, tentunya bisa mengganggu alam," tukasnya.Tentang beralihnya habitat dari semula banyak tinggal di lokasi lembab areal persawahan dan saat ini beralih ke perkampungan, Suliyan mengatakan ada kemungkinan karena habitat mereka terganggu. Ia menduga luas lahan yang saat ini berkurang membuat tomcat beralih ke perkampungan warga.

x

Minggu, 25 Maret 2012

Makalah Model Pembelajaran Matematika Tipe TAI


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Matematika sebagai mata pelajaran yang membekali siswanya untuk memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama masih banyak kurang diminati oleh siswa. Dari beberapa hasil pengamatan penulis selama menjadi guru matematika, dijumpai masih banyaknya siswa yang takut, kurang senang dan menemui kesulitan dalam menghadapi pelajaran matematika. Tidak jarang pula dari siswa yang mengeluhkan bahwa matematika dianggapnya sebagi pelajaran yang membosankan, menjenuhkan ataupun banyak sebutan lain yang bernilai negatif. 
Meskipun dalam proses belajar mengajar sudah tercakup adanya komponen-komponen seperti model, strategi, pendekatan, metode, dan tehnik yang dikembangkan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar serta untuk mencapai tujuan utama pembelajaran yaitu adanya keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya , namun semua itu belum cukup untuk menghilangkan kesan negatif yang sudah melekat pada siswa.
Kegiatan pembelajaran disekolah menunjukkan bahwa banyak model pembelajaran dikembangkan, namun masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran. Adanya kecenderungan untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred) masih lebih dominan dilakukan daripada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented). Hal ini disebabkan adanya perasaan ribet atau terlalu banyak hal yang harus dipersiapkan ataupun kurangnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal yang harus diingat oleh guru adalah tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi . Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Cooperative Learning sebagai salah model pembelajaran yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif langkah untuk mengatasi permasalahan diatas. Cooperative Learning yang memiliki berbagai tipe sangat memungkinkan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. 




B.            Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization/ TAI ?
2.    Apa kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization/ TAI ?
3.    Apa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization/ TAI ?

C.            Tujuan Penulisan
Menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization/Team Accelerated Instruction).










BAB II
PEMBAHASAN

A.  MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Agar siswa dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya maka mereka perlu diajari ketrampilan-ketrampilan kooperatif sebagai berikut.
a.       Berada dalam tugas
Berada dalam tugas maksudnya adalah tetap berada dalam kerja kelompok, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sampai selesai dan bekerjasama dalam kelompok sesuai dengan kesepakatan kelompok, ada kedisiplinan individu dalam kelompok.
b.      Mengambil giliran dan berbagi tugas
Mengambil giliran dan berbagi tugas yaitu bersedia menerima tugas dan membantu menyelesaikan tugas.
c.       Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi yaitu memotivasi teman sekelompok untuk memberikan kontribusi tugas kelompok.
d.      Mendengarkan dengan aktif
Mendengarkan dengan aktif maksudnya adalah mendengarkan dan menyerap informasi yang disampaikan teman dan menghargai pendapat teman. Hal ini penting untuk memberikan perhatian pada yang sedang berbicara sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan merasa senang dan menumbuh kembangkan motivasi belajar bagi dirinya sendiri dan yang lainnya.
e.       Bertanya
Menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok kalau perlu didiskusikan, apabila tetap tidak ada pemecahan tiap anggota wajib mencari pustaka yang mendukung, jika tetap tidak terselesaikan baru bertanya kepada guru.
Unsur-unsur pembelajaan kooperatif adalah sebagai berikut.
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa harus membagai tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif adalah setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Adapun karakteristik model pembelajaran kooperatif adalah siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai; kelompok dibentuk dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; dan, penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Terdapat 6 (enam) langkah model pembelajaran kooperatif meliputi menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok belajar, evaluasi dan pemberian umpan balik, serta memberikan penghargaan.
Ada beberapa macam model pembelajaran kooperatif antara lain STAD (Student Teams Achievement Divisions), TGT (Teams Games Tournament), TAI (Team Assisted Individualization), Jigsaw, Jigsaw II, dan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

B.  MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah.
Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki 8 (delapan) komponen, yaitu :
a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6 siswa.
b. Placement test, yakni pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang tertentu.
c. Student Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
d. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.
e. Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan criteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f. Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g. Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h. Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Ciri-ciri model pembelajaran TAI (Team Assisted-Individualization atau Team Accelerated):
(1) Belajar bersama dengan teman
(2) Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
(3) Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok
(4) Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
(5) Belajar dalam kelompok kecil
(6) Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
(7) Keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri
(8) Mahasiswa aktif (Stahl, 1994). Dan yang paling utama adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Matematika TAI di prakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelasaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif. Dengan membuat para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dsan mengemban tanggung jawab mengelola memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka guru dapat membebaskan diri dari memberikan pengajaran langsung  kepada sekelompok kecil yang homogen yang berasal dari tim-tim yang heterogen. Fokus pengajarannya artinya adalah pada konsep-konsep yang ada di balik algoritma yang dipelajari oleh siswa dalam kegiatan individual, pengaturan seperti ini memberikan kesempatan melakukan pengajaran langsung Yang tidak terdapat dalam hampir semua metode-metode pengajaran individual.
Sebagai tambahan terhadap penyelasaian masalah manajemen dan motivasi dalam program-program pengajaran individual, TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisai yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. Kajian-kajian sebelumnya mengenai kemampuan kelompok dalam metode-metode pembelajaran kooperatif secara konsisten telah menemukan sejumlah pengaruh positif dari metode-metode ini terhadap keluaran yang diperoleh seperti pada hubungan ras dan sikap terhadap para siswa yang dicatat secara akademik. Cukup beralasan apabila kita mengharapkan munculnya perolehan keluaran yang serupa dalm metode-metode yang mengkombinasikan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual.
TAI dirancang untuk memuaskan  kriteria berikut ini untuk menyelesaiakan masalah-masalah teoretis dan praktis dari sistem pengajaran individual :
·      Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin
·      Guru setidaknya akan menghabiskan separuh waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil
·      Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para siswa dikelas tiga keatas dapat melakukannya .
·      Para siswa akan termotifasi untuk mempelakjari mater-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan idak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas
·      Tersedianya banyak cara pengecekkan pengusaan supaya para sisiwa jarang menghabiskan waktu nmempelkajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru. Pada pos pengecekkan penguasaan, dapat tersedia kegiatan-kegiatan pengajaran alternatif dan tes-tes yang paralel
·      Para siswa akan dapat melakukan pengecekkan satu sama lain, sekalipun bila siswa mengecek kemampuannya ada dibawah siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran, danm prosedur pengecekkan akan cukup sederhana dan tidak terganggu si pengecek
·      Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru
·      Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa-siswa main stream yang cacat secara akademik dan diantara para siswa dari latar belakang yang ras atau etnik yang berbeda.

C.  KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI.

Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Hal demikian juga dimiliki model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan model pembelajaran tipe TAI.
1.      Kelebihan
·         Meningkatkan hasil belajar
·         Meningkatkan motivasi belajar
·         Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi
·         Program ini bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar.
·         Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa matematika itu sulit.
·         Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization peserta didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka.
·         Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.

2.      Kelemahan
·         Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
·      Apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajan yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu antar peserta didik lain.


D.  LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran TAI adalah sebagai berikut.
·      Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa.
·      Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test).
·      Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching Group).
·      Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams).
·      Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen Team Study).
·      Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. (Mengadopsi komponen Student Creative).
·      Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
·      Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and Team Recognition).
·      Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.














BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
       Berdasarkan uraian materi di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1.      Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses.
2.      Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan.
3.      Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut :
a.    Kelebihan
1.)    Meningkatkan hasil belajar.
2.)    Meningkatkan motivasi belajar.
3.)    Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi.
4.)    Program ini bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar.
5.)    Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa matematika itu sulit.
6.)    Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization peserta didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka.
7.)    Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.
b.    Kelemahan
1.) Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
2.)    Apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajan yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu antar peserta didik lain.
4.      Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI
1.)      Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa.
2.)      Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test).
3.)      Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching Group).
4.)      Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams).
5.)      Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen Team Study).
6.)      Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. (Mengadopsi komponen Student Creative).
7.)      Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
8.)      Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and Team Recognition).
9.)      Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.

B. SARAN
       Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.















DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum, Retna.2007. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Melalui Pemanfaatan Lks (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang Dan Belahketupat Pada Siswa Kelas Vii Smpn 11 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Semarang. Universitas Negeri Semarang.